Monday, June 13, 2016



Vaksinasi menjadi acara yang sangat penting di peternakan ayam broiler. Acara vaksin ini telah banyak membuat kami para peternak tenang. Biasanya hasil dari vaksin mampu meredam penyakit-penyakit ayam hingga luput dari kematian yang massal. vaksinasi yang dilakukan di peternakan yaitu untuk pencegahan penyakit ND, AI, IB, Gumboro, dll.  Biasanya vaksin yang diberikan bisa berupa vaksin aktif maupun inaktif.  Agar penanganan dan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut berhasil tentunya kita harus melakukan  vaksinasi dengan cara yang benar. 

Cara Kerja Vaksin Aktif
Vaksin aktif diperoleh dari pelemahan mikroorganisme. Sediaan vaksin aktif biasanya dalam bentuk kering beku. Sehingga pada aplikasi atau pemakaiannya harus dilarutkan dahulu menggunakan pelarut, dapat berupa larutan dapar, air biasa (minum) atau aqua destilata. Satu hal yang perlu diperhatikan saat pemakaian vaksin aktif adalah virus vaksin harus segera menemukan sel inang (masuk ke dalam tubuh ayam) terutama setelah dilarutkan, karena mikroorganisme/ virusnya hanya dilemahkan (mati suri). Oleh karena itu vaksinasi harus dilakukan secepat mungkin, dalam waktu 2 jam harus habis terkonsumsi. Setelah vaksin diberikan, maka virus akan menuju ke target organ kekebalan (sebagai contoh untuk penyakit ND pada saluran pernapasan atas) untuk bermultiplikasi kemudian menuju ke organ limfoid untuk mengertak pembentukan kekebalan.

Metode Vaksinasi Masal
Pada prakteknya metode vaksinasi yang paling sering digunakan atau dipilih untuk vaksin aktif yaitu dengan aplikasi masal karena praktis dan mudah dilakukan.  Meskipun metode ini praktis dimana sekali vaksinasi bisa langsung untuk ribuan ekor ayam, satu hal yang patut diingat adalah setiap ekor ayam harus mendapatkan  satu dosis vaksin agar menghasilkan kekebalan yang optimal.

Vaksinasi melalui air minum
Vaksinasi ini  merupakan salah satu metode vaksinasi masal. Cara vaksinasi ini memiliki keunggulan yaitu biaya petugas vaksinasi yang murah dan stres  pada ayam rendah (terutama akibat perlakuan kasar). Cara vaksinasi air minum juga cocok untuk kebanyakan vaksin aktif, terutama untuk vaksinasi ayam umur dewasa. Hal ini karena jumlah konsumsi air minum pada ayam dewasa relatif telah optimal dan penyerapan vaksin bersifat sistemik (diedarkan melalui darah). Oleh karena itu  vaksinasi melalui air minum bisa menjadi salah satu alternatif saat vaksinasi ulang terhadap ND atau IB. Cara vaksinasi ini juga cocok saat vaksinasi Gumboro ulangan, karena lokasi target (bursa Fabricius) dekat dengan saluran pencernaan. Kendala Vaksinasi Air Minum Meskipun praktis, vaksinasi melalui air minum memiliki kekurangan diantaranya tidak konsistennya jumlah dosis vaksin karena tergantung pada jumlah konsumsi  air minum ayam serta terkendala juga oleh batas waktu vaksinasi dimana 2 jam vaksin harus habis terkonsumsi. Oleh karenanya harus dipastikan ayam mendapatkan vaksin dengan segera.

Melakukan vaksin harus hati-hati
Selain hal tersebut di atas, beberapa hal lain juga dapat menjadi kendala saat vaksinasi melalui air minum yaitu sinar ultra violet,suhu panas,kualitas air tidak sesuai,adanya bahan kimia dalam air. Keempat hal itu dapat mempengaruhi kualitas vaksin menjadi turun. Namun sudah kebiasaan peternak selalu melakukan vaksin secara hati-hati.  Memulai vaksin pagi hari, atau sekalian di sore hari. Tata letak air gallon terhadap pemanas  jangan sampai  terlalu dekat. Dll.

Pencegahan penyakit ayam dengan vaksinasi ini mudah-mudahan dapat mengurangi resiko terkena serangan penyakit ayam. Hal yang tak kalah penting adalah kita harus terus memantau kondisi kesehatan ayam dilapangan, Kondisi kesehatan ayam dilapangan sebelum vaksin sangat penting. Jadwal  vaksinasi pun bisa berubah- rubah dari jadwal yang sudah ditetapkan. Biasanya bila ayam mempunyai tanda-tanda  adanya gejala penyakit ayam , jadwal vaksin dipercepat atau malah ditunda.

Vaksinasi melalui air minum



Vaksinasi menjadi acara yang sangat penting di peternakan ayam broiler. Acara vaksin ini telah banyak membuat kami para peternak tenang. Biasanya hasil dari vaksin mampu meredam penyakit-penyakit ayam hingga luput dari kematian yang massal. vaksinasi yang dilakukan di peternakan yaitu untuk pencegahan penyakit ND, AI, IB, Gumboro, dll.  Biasanya vaksin yang diberikan bisa berupa vaksin aktif maupun inaktif.  Agar penanganan dan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut berhasil tentunya kita harus melakukan  vaksinasi dengan cara yang benar. 

Cara Kerja Vaksin Aktif
Vaksin aktif diperoleh dari pelemahan mikroorganisme. Sediaan vaksin aktif biasanya dalam bentuk kering beku. Sehingga pada aplikasi atau pemakaiannya harus dilarutkan dahulu menggunakan pelarut, dapat berupa larutan dapar, air biasa (minum) atau aqua destilata. Satu hal yang perlu diperhatikan saat pemakaian vaksin aktif adalah virus vaksin harus segera menemukan sel inang (masuk ke dalam tubuh ayam) terutama setelah dilarutkan, karena mikroorganisme/ virusnya hanya dilemahkan (mati suri). Oleh karena itu vaksinasi harus dilakukan secepat mungkin, dalam waktu 2 jam harus habis terkonsumsi. Setelah vaksin diberikan, maka virus akan menuju ke target organ kekebalan (sebagai contoh untuk penyakit ND pada saluran pernapasan atas) untuk bermultiplikasi kemudian menuju ke organ limfoid untuk mengertak pembentukan kekebalan.

Metode Vaksinasi Masal
Pada prakteknya metode vaksinasi yang paling sering digunakan atau dipilih untuk vaksin aktif yaitu dengan aplikasi masal karena praktis dan mudah dilakukan.  Meskipun metode ini praktis dimana sekali vaksinasi bisa langsung untuk ribuan ekor ayam, satu hal yang patut diingat adalah setiap ekor ayam harus mendapatkan  satu dosis vaksin agar menghasilkan kekebalan yang optimal.

Vaksinasi melalui air minum
Vaksinasi ini  merupakan salah satu metode vaksinasi masal. Cara vaksinasi ini memiliki keunggulan yaitu biaya petugas vaksinasi yang murah dan stres  pada ayam rendah (terutama akibat perlakuan kasar). Cara vaksinasi air minum juga cocok untuk kebanyakan vaksin aktif, terutama untuk vaksinasi ayam umur dewasa. Hal ini karena jumlah konsumsi air minum pada ayam dewasa relatif telah optimal dan penyerapan vaksin bersifat sistemik (diedarkan melalui darah). Oleh karena itu  vaksinasi melalui air minum bisa menjadi salah satu alternatif saat vaksinasi ulang terhadap ND atau IB. Cara vaksinasi ini juga cocok saat vaksinasi Gumboro ulangan, karena lokasi target (bursa Fabricius) dekat dengan saluran pencernaan. Kendala Vaksinasi Air Minum Meskipun praktis, vaksinasi melalui air minum memiliki kekurangan diantaranya tidak konsistennya jumlah dosis vaksin karena tergantung pada jumlah konsumsi  air minum ayam serta terkendala juga oleh batas waktu vaksinasi dimana 2 jam vaksin harus habis terkonsumsi. Oleh karenanya harus dipastikan ayam mendapatkan vaksin dengan segera.

Melakukan vaksin harus hati-hati
Selain hal tersebut di atas, beberapa hal lain juga dapat menjadi kendala saat vaksinasi melalui air minum yaitu sinar ultra violet,suhu panas,kualitas air tidak sesuai,adanya bahan kimia dalam air. Keempat hal itu dapat mempengaruhi kualitas vaksin menjadi turun. Namun sudah kebiasaan peternak selalu melakukan vaksin secara hati-hati.  Memulai vaksin pagi hari, atau sekalian di sore hari. Tata letak air gallon terhadap pemanas  jangan sampai  terlalu dekat. Dll.

Pencegahan penyakit ayam dengan vaksinasi ini mudah-mudahan dapat mengurangi resiko terkena serangan penyakit ayam. Hal yang tak kalah penting adalah kita harus terus memantau kondisi kesehatan ayam dilapangan, Kondisi kesehatan ayam dilapangan sebelum vaksin sangat penting. Jadwal  vaksinasi pun bisa berubah- rubah dari jadwal yang sudah ditetapkan. Biasanya bila ayam mempunyai tanda-tanda  adanya gejala penyakit ayam , jadwal vaksin dipercepat atau malah ditunda.
Ayam  nyekrek,ngorok menjadi penyakit ayam yang sering dialami di daerah peternakan ayam bogor. Pengalaman ini sering menghambat keberhasilan panen kami.Yang kami catat,penyakit ayam nyerkek,ngorok ini kadang kala menyebabkan kondisi ayam semakin parah,nafsu makan berkurang dan berat ayam menurun drastis. Saya kira penting sekali kita evaluasi masalah penyakit ini, penyebabnya apa, dan  penanganannya bagaimana.
 
Salah satu penyebab datangnya penyakit yang dikenal dengan istilah CRD  ini adalah  karena kadar amoniak yang terlalu tinggi dalam kandang sehingga menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan ayam. Asam amoniak ini selalu menjadi perhatian utama penyebab ayam jadi nyekrek.  Sehingga yang dapat kita lakukan adalah dengan menurunkan level bau amoniak dalam kandang dan selanjutnya memberikan antibiotik dan suplemen multivitamin  dan mineral untuk memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak.

Penyakit ngorok atau CRD yang bersifat kronis.
Disebut “kronis” karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan. Salah satu gejala khas dari penyakit ini adalah ngorok, sehingga peternak lebih umum
menyebutnya dengan penyakit ngorok.Penyebab utamanya adalah Mycoplasma. Sebenarnya serangan Mycoplasma ada 2 jenis. Pertama, Mycoplasma gallisepticum yang
menyerang sistem pernapasan atas dan menimbulkan kasus yang disebut ngorok. Jenis ini paling sering muncul di peternakan ayam komersial.

Penyakit crd ini dari awal fase pemeliharaan  memang harus diawasi, atau kita rajin menditeksi apakah ayam ita ada tanda-tanda terkena penyakit ini.  apakah ada ayam di tempat kita berdiri ada yang mulai nyekrek, maka kita harus cepat memisahkan ayam tersebut, dan secara keseluruhan  kita memberi ayam kita 
Pengobatan dengan antibiotik selama 5 hari.Selain itu kadar asam amoniak harus kita tekan juga, dan bila perlu kita melakukan penyemprotan antiseptik untuk mengurangi kadar asam amoniak di dalam kandang ayam tsbt.

Yang menjadi perhatian utama kita adalah bila  crd ini akhirnya tidak kunjung sembuh. Kasus yang semula hanya CRD murni kemudian berkembang menjadi kompleks  Kasus CRD yang telah berkolaborasi dengan E. coli bisa memicu mortalitas hingga angka 10-15%, atau bahkan bisa mencapai 20%. Sementara untuk CRD murni, kematian yang ditimbulkan terbilang sangat rendah, sekitar 5% atau tidak ada. Di samping menjalin hubungan dekat dengan E. coli, CRD dalam beberapa kasus juga bisa meningkatkan kepekaan terhadap infeksi korisa, kolera, koksidiosis, Gumboro dan ND (lihat Grafik 3.), sehingga kerusakan jaringan dan organ tubuh ayam yang muncul akan lebih parah. Dan secara otomatis, angka produksi baik broiler maupun layer pun akan turun. Dari beberapa kejadian di lapangan juga dilaporkan bahwa serangan CRD secara langsung berdampak pada tidak maksimalnya pertumbuhan ayam. Pada ayam broiler, dalam waktu 30 hari keadaan normal, bobot badan ayam bisa mencapai 1,6-1,8 kg. Namun jika ayam terserang CRD, dalam kurun waktu yang sama, ayam hanya bisa mencapai bobot badan 1-1,2 kg.

Kami mencatat upaya pencegahan penting sekali mulai dilakukan dari star awal chek in doc, dengan upaya menditeksi kondisi kesehatan ayam,lalu udara di dalam kandang terkait baunya asam amoniak, lalu bagaimana kondisi sekamnya. Secara keseuruhan kita harus memperhatikan titik awal manajemen pemelihar
aan ayam mulai dari sanitasi kandang secara baik dan benar. Upaya mengobati penyakit ayam,uapaya pencegahan penyakit ayam, dan upaya lainya dimasa pemeliharaan ayam akan menjadi upaya yang sia-sia bila dari awal sanitasi kandang tidak dilakukan dengan benar.

Ayam Ngorok,nyekrek dan pencegahannya.

Ayam  nyekrek,ngorok menjadi penyakit ayam yang sering dialami di daerah peternakan ayam bogor. Pengalaman ini sering menghambat keberhasilan panen kami.Yang kami catat,penyakit ayam nyerkek,ngorok ini kadang kala menyebabkan kondisi ayam semakin parah,nafsu makan berkurang dan berat ayam menurun drastis. Saya kira penting sekali kita evaluasi masalah penyakit ini, penyebabnya apa, dan  penanganannya bagaimana.
 
Salah satu penyebab datangnya penyakit yang dikenal dengan istilah CRD  ini adalah  karena kadar amoniak yang terlalu tinggi dalam kandang sehingga menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan ayam. Asam amoniak ini selalu menjadi perhatian utama penyebab ayam jadi nyekrek.  Sehingga yang dapat kita lakukan adalah dengan menurunkan level bau amoniak dalam kandang dan selanjutnya memberikan antibiotik dan suplemen multivitamin  dan mineral untuk memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak.

Penyakit ngorok atau CRD yang bersifat kronis.
Disebut “kronis” karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan. Salah satu gejala khas dari penyakit ini adalah ngorok, sehingga peternak lebih umum
menyebutnya dengan penyakit ngorok.Penyebab utamanya adalah Mycoplasma. Sebenarnya serangan Mycoplasma ada 2 jenis. Pertama, Mycoplasma gallisepticum yang
menyerang sistem pernapasan atas dan menimbulkan kasus yang disebut ngorok. Jenis ini paling sering muncul di peternakan ayam komersial.

Penyakit crd ini dari awal fase pemeliharaan  memang harus diawasi, atau kita rajin menditeksi apakah ayam ita ada tanda-tanda terkena penyakit ini.  apakah ada ayam di tempat kita berdiri ada yang mulai nyekrek, maka kita harus cepat memisahkan ayam tersebut, dan secara keseluruhan  kita memberi ayam kita 
Pengobatan dengan antibiotik selama 5 hari.Selain itu kadar asam amoniak harus kita tekan juga, dan bila perlu kita melakukan penyemprotan antiseptik untuk mengurangi kadar asam amoniak di dalam kandang ayam tsbt.

Yang menjadi perhatian utama kita adalah bila  crd ini akhirnya tidak kunjung sembuh. Kasus yang semula hanya CRD murni kemudian berkembang menjadi kompleks  Kasus CRD yang telah berkolaborasi dengan E. coli bisa memicu mortalitas hingga angka 10-15%, atau bahkan bisa mencapai 20%. Sementara untuk CRD murni, kematian yang ditimbulkan terbilang sangat rendah, sekitar 5% atau tidak ada. Di samping menjalin hubungan dekat dengan E. coli, CRD dalam beberapa kasus juga bisa meningkatkan kepekaan terhadap infeksi korisa, kolera, koksidiosis, Gumboro dan ND (lihat Grafik 3.), sehingga kerusakan jaringan dan organ tubuh ayam yang muncul akan lebih parah. Dan secara otomatis, angka produksi baik broiler maupun layer pun akan turun. Dari beberapa kejadian di lapangan juga dilaporkan bahwa serangan CRD secara langsung berdampak pada tidak maksimalnya pertumbuhan ayam. Pada ayam broiler, dalam waktu 30 hari keadaan normal, bobot badan ayam bisa mencapai 1,6-1,8 kg. Namun jika ayam terserang CRD, dalam kurun waktu yang sama, ayam hanya bisa mencapai bobot badan 1-1,2 kg.

Kami mencatat upaya pencegahan penting sekali mulai dilakukan dari star awal chek in doc, dengan upaya menditeksi kondisi kesehatan ayam,lalu udara di dalam kandang terkait baunya asam amoniak, lalu bagaimana kondisi sekamnya. Secara keseuruhan kita harus memperhatikan titik awal manajemen pemelihar
aan ayam mulai dari sanitasi kandang secara baik dan benar. Upaya mengobati penyakit ayam,uapaya pencegahan penyakit ayam, dan upaya lainya dimasa pemeliharaan ayam akan menjadi upaya yang sia-sia bila dari awal sanitasi kandang tidak dilakukan dengan benar.