Tuesday, May 31, 2016

Virus Gumboro 1.







Penyakit Gumboro

Infectious Bursal Disease (IBD) atau  Gumboro adalah virus penyakit yang biasa menyebabkan penyakit gumboro  di peternakan broiler bogor daerah kami di ciseeng, Bogor. kunci pendukung pengendalian kasus Gumboro adalah penanganan pada biosekuriti dan sanitasi lingkungan kandang.
Manajemen pemeliharaan yang baik haruslah diterapkan, agar kasus Gumbor bisa lebih jauh ditekan. Berikut akan kami ulas sekilas mengenai tips mengatasi virus Gumboro yang sudah bersarang di peternakan, dilihat dari sisi biosekuriti dan manjemen.

Karakteristik Virus Gumboro 

Penyakit Gumboro disebabkan oleh virus yang berasal dari famili (keluarga) Birnaviridae dan genus Avibirnavirus. Virus ini memiliki dua serotipe yaitu I dan II.Hanya serotipe I yang patogenik (menimbulkan sakit) pada ayam. Sedangkan serotipe II menyerang kalkun dan tidak patogenik pada ayam.Virus Gumboro memiliki struktur tidak beramplop, berbentuk simetris icosahedral dan berisi dua utas rantai RNA (ribonucleic acid). Karena tidak beramplop, virus ini memiliki kelebihan yaitu lebih stabil dan mampu bertahan hidup lebih lama di lingkungan. Bayangkan saja, di luar tubuh hospes (ayam, red), virus ini tahan hidup lebih dari 3 bulan dan masih bersifat infektif (mampu menginfeksi ayam lain, red). Virus Gumboro juga stabil hidup dalam rentang pH yang luas (pH 2-8) serta tahan terhadap panas (60ºC selama 30 menit) (MacLachlan dan Stott, 2004). MacLachlan dan Stott (2004) juga menyatakan bahwa virus Gumboro masih bisa ditemukan di kandang yang telah dipanen lebih dari 100 hari (tanpa didesinfeksi).

Penularan Virus Gumboro 

Karena virus Gumboro termasuk jenis virus yang mudah menular, maka kasus Gumboro di lapangan bisa menyebar dengan sangat cepat. Perlu diketahui bahwa pada dasarnya penyakit Gumboro tidak diturunkan dari induk ayam ke anaknya, namun menular secara langsung dari  feses karena ayam yang terinfeksi Gumboro akan mengeluarkan virus melalui fesesnya. Selama ini feses memang menjadi media penular utama penyakit Gumboro. Dari beberapa literatur diketahui bahwa virus Gumboro di dalam feses masih  infektif hingga 122 hari setelah dieksresikan (dikeluarkan) oleh ayam.

Selain melalui feses, media lain seperti litter, tempat air minum dan ransum juga dapat berperan sebagai media penular jika sebelumnya pernah terkontaminasi feses  yang mengandung virus Gumboro. Virus Gumboro di dalam air minum dan ransum ayam misalnya diketahui pula masih infektif hingga 52 hari setelah dieksresikan(Tabbu, 2000).Karena virus Gumboro dari ayam sakit banyak terakumulasi di dalam feses, maka penanganan feses termasuk litter kandang wajib diperhatikan. Hal ini karena feses dan litter sekaligus menjadi tempat berbagai vektor penyakit Gumboro berkembang biak.

Salah satu vektor utamanya adalah kumbang franky/darkling ,beetle (Carcinops pumilio) et al., (1995). Bahkan menurut Tabbu (2000), cacing, lalat, nyamuk dan tikus pun bisa ikut berperan sebagai vektor Gumboro. Vektor tersebut umumnya sudah terbiasa hingga pada feses dan sesaat kemudian pindah ke tempat ransum atau air minum.  Hal inilah yang juga perlu diwaspadai. ( info Medion ).

0 comments:

Post a Comment