Monday, June 13, 2016



Vaksinasi menjadi acara yang sangat penting di peternakan ayam broiler. Acara vaksin ini telah banyak membuat kami para peternak tenang. Biasanya hasil dari vaksin mampu meredam penyakit-penyakit ayam hingga luput dari kematian yang massal. vaksinasi yang dilakukan di peternakan yaitu untuk pencegahan penyakit ND, AI, IB, Gumboro, dll.  Biasanya vaksin yang diberikan bisa berupa vaksin aktif maupun inaktif.  Agar penanganan dan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut berhasil tentunya kita harus melakukan  vaksinasi dengan cara yang benar. 

Cara Kerja Vaksin Aktif
Vaksin aktif diperoleh dari pelemahan mikroorganisme. Sediaan vaksin aktif biasanya dalam bentuk kering beku. Sehingga pada aplikasi atau pemakaiannya harus dilarutkan dahulu menggunakan pelarut, dapat berupa larutan dapar, air biasa (minum) atau aqua destilata. Satu hal yang perlu diperhatikan saat pemakaian vaksin aktif adalah virus vaksin harus segera menemukan sel inang (masuk ke dalam tubuh ayam) terutama setelah dilarutkan, karena mikroorganisme/ virusnya hanya dilemahkan (mati suri). Oleh karena itu vaksinasi harus dilakukan secepat mungkin, dalam waktu 2 jam harus habis terkonsumsi. Setelah vaksin diberikan, maka virus akan menuju ke target organ kekebalan (sebagai contoh untuk penyakit ND pada saluran pernapasan atas) untuk bermultiplikasi kemudian menuju ke organ limfoid untuk mengertak pembentukan kekebalan.

Metode Vaksinasi Masal
Pada prakteknya metode vaksinasi yang paling sering digunakan atau dipilih untuk vaksin aktif yaitu dengan aplikasi masal karena praktis dan mudah dilakukan.  Meskipun metode ini praktis dimana sekali vaksinasi bisa langsung untuk ribuan ekor ayam, satu hal yang patut diingat adalah setiap ekor ayam harus mendapatkan  satu dosis vaksin agar menghasilkan kekebalan yang optimal.

Vaksinasi melalui air minum
Vaksinasi ini  merupakan salah satu metode vaksinasi masal. Cara vaksinasi ini memiliki keunggulan yaitu biaya petugas vaksinasi yang murah dan stres  pada ayam rendah (terutama akibat perlakuan kasar). Cara vaksinasi air minum juga cocok untuk kebanyakan vaksin aktif, terutama untuk vaksinasi ayam umur dewasa. Hal ini karena jumlah konsumsi air minum pada ayam dewasa relatif telah optimal dan penyerapan vaksin bersifat sistemik (diedarkan melalui darah). Oleh karena itu  vaksinasi melalui air minum bisa menjadi salah satu alternatif saat vaksinasi ulang terhadap ND atau IB. Cara vaksinasi ini juga cocok saat vaksinasi Gumboro ulangan, karena lokasi target (bursa Fabricius) dekat dengan saluran pencernaan. Kendala Vaksinasi Air Minum Meskipun praktis, vaksinasi melalui air minum memiliki kekurangan diantaranya tidak konsistennya jumlah dosis vaksin karena tergantung pada jumlah konsumsi  air minum ayam serta terkendala juga oleh batas waktu vaksinasi dimana 2 jam vaksin harus habis terkonsumsi. Oleh karenanya harus dipastikan ayam mendapatkan vaksin dengan segera.

Melakukan vaksin harus hati-hati
Selain hal tersebut di atas, beberapa hal lain juga dapat menjadi kendala saat vaksinasi melalui air minum yaitu sinar ultra violet,suhu panas,kualitas air tidak sesuai,adanya bahan kimia dalam air. Keempat hal itu dapat mempengaruhi kualitas vaksin menjadi turun. Namun sudah kebiasaan peternak selalu melakukan vaksin secara hati-hati.  Memulai vaksin pagi hari, atau sekalian di sore hari. Tata letak air gallon terhadap pemanas  jangan sampai  terlalu dekat. Dll.

Pencegahan penyakit ayam dengan vaksinasi ini mudah-mudahan dapat mengurangi resiko terkena serangan penyakit ayam. Hal yang tak kalah penting adalah kita harus terus memantau kondisi kesehatan ayam dilapangan, Kondisi kesehatan ayam dilapangan sebelum vaksin sangat penting. Jadwal  vaksinasi pun bisa berubah- rubah dari jadwal yang sudah ditetapkan. Biasanya bila ayam mempunyai tanda-tanda  adanya gejala penyakit ayam , jadwal vaksin dipercepat atau malah ditunda.

Vaksinasi melalui air minum



Vaksinasi menjadi acara yang sangat penting di peternakan ayam broiler. Acara vaksin ini telah banyak membuat kami para peternak tenang. Biasanya hasil dari vaksin mampu meredam penyakit-penyakit ayam hingga luput dari kematian yang massal. vaksinasi yang dilakukan di peternakan yaitu untuk pencegahan penyakit ND, AI, IB, Gumboro, dll.  Biasanya vaksin yang diberikan bisa berupa vaksin aktif maupun inaktif.  Agar penanganan dan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut berhasil tentunya kita harus melakukan  vaksinasi dengan cara yang benar. 

Cara Kerja Vaksin Aktif
Vaksin aktif diperoleh dari pelemahan mikroorganisme. Sediaan vaksin aktif biasanya dalam bentuk kering beku. Sehingga pada aplikasi atau pemakaiannya harus dilarutkan dahulu menggunakan pelarut, dapat berupa larutan dapar, air biasa (minum) atau aqua destilata. Satu hal yang perlu diperhatikan saat pemakaian vaksin aktif adalah virus vaksin harus segera menemukan sel inang (masuk ke dalam tubuh ayam) terutama setelah dilarutkan, karena mikroorganisme/ virusnya hanya dilemahkan (mati suri). Oleh karena itu vaksinasi harus dilakukan secepat mungkin, dalam waktu 2 jam harus habis terkonsumsi. Setelah vaksin diberikan, maka virus akan menuju ke target organ kekebalan (sebagai contoh untuk penyakit ND pada saluran pernapasan atas) untuk bermultiplikasi kemudian menuju ke organ limfoid untuk mengertak pembentukan kekebalan.

Metode Vaksinasi Masal
Pada prakteknya metode vaksinasi yang paling sering digunakan atau dipilih untuk vaksin aktif yaitu dengan aplikasi masal karena praktis dan mudah dilakukan.  Meskipun metode ini praktis dimana sekali vaksinasi bisa langsung untuk ribuan ekor ayam, satu hal yang patut diingat adalah setiap ekor ayam harus mendapatkan  satu dosis vaksin agar menghasilkan kekebalan yang optimal.

Vaksinasi melalui air minum
Vaksinasi ini  merupakan salah satu metode vaksinasi masal. Cara vaksinasi ini memiliki keunggulan yaitu biaya petugas vaksinasi yang murah dan stres  pada ayam rendah (terutama akibat perlakuan kasar). Cara vaksinasi air minum juga cocok untuk kebanyakan vaksin aktif, terutama untuk vaksinasi ayam umur dewasa. Hal ini karena jumlah konsumsi air minum pada ayam dewasa relatif telah optimal dan penyerapan vaksin bersifat sistemik (diedarkan melalui darah). Oleh karena itu  vaksinasi melalui air minum bisa menjadi salah satu alternatif saat vaksinasi ulang terhadap ND atau IB. Cara vaksinasi ini juga cocok saat vaksinasi Gumboro ulangan, karena lokasi target (bursa Fabricius) dekat dengan saluran pencernaan. Kendala Vaksinasi Air Minum Meskipun praktis, vaksinasi melalui air minum memiliki kekurangan diantaranya tidak konsistennya jumlah dosis vaksin karena tergantung pada jumlah konsumsi  air minum ayam serta terkendala juga oleh batas waktu vaksinasi dimana 2 jam vaksin harus habis terkonsumsi. Oleh karenanya harus dipastikan ayam mendapatkan vaksin dengan segera.

Melakukan vaksin harus hati-hati
Selain hal tersebut di atas, beberapa hal lain juga dapat menjadi kendala saat vaksinasi melalui air minum yaitu sinar ultra violet,suhu panas,kualitas air tidak sesuai,adanya bahan kimia dalam air. Keempat hal itu dapat mempengaruhi kualitas vaksin menjadi turun. Namun sudah kebiasaan peternak selalu melakukan vaksin secara hati-hati.  Memulai vaksin pagi hari, atau sekalian di sore hari. Tata letak air gallon terhadap pemanas  jangan sampai  terlalu dekat. Dll.

Pencegahan penyakit ayam dengan vaksinasi ini mudah-mudahan dapat mengurangi resiko terkena serangan penyakit ayam. Hal yang tak kalah penting adalah kita harus terus memantau kondisi kesehatan ayam dilapangan, Kondisi kesehatan ayam dilapangan sebelum vaksin sangat penting. Jadwal  vaksinasi pun bisa berubah- rubah dari jadwal yang sudah ditetapkan. Biasanya bila ayam mempunyai tanda-tanda  adanya gejala penyakit ayam , jadwal vaksin dipercepat atau malah ditunda.
Ayam  nyekrek,ngorok menjadi penyakit ayam yang sering dialami di daerah peternakan ayam bogor. Pengalaman ini sering menghambat keberhasilan panen kami.Yang kami catat,penyakit ayam nyerkek,ngorok ini kadang kala menyebabkan kondisi ayam semakin parah,nafsu makan berkurang dan berat ayam menurun drastis. Saya kira penting sekali kita evaluasi masalah penyakit ini, penyebabnya apa, dan  penanganannya bagaimana.
 
Salah satu penyebab datangnya penyakit yang dikenal dengan istilah CRD  ini adalah  karena kadar amoniak yang terlalu tinggi dalam kandang sehingga menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan ayam. Asam amoniak ini selalu menjadi perhatian utama penyebab ayam jadi nyekrek.  Sehingga yang dapat kita lakukan adalah dengan menurunkan level bau amoniak dalam kandang dan selanjutnya memberikan antibiotik dan suplemen multivitamin  dan mineral untuk memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak.

Penyakit ngorok atau CRD yang bersifat kronis.
Disebut “kronis” karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan. Salah satu gejala khas dari penyakit ini adalah ngorok, sehingga peternak lebih umum
menyebutnya dengan penyakit ngorok.Penyebab utamanya adalah Mycoplasma. Sebenarnya serangan Mycoplasma ada 2 jenis. Pertama, Mycoplasma gallisepticum yang
menyerang sistem pernapasan atas dan menimbulkan kasus yang disebut ngorok. Jenis ini paling sering muncul di peternakan ayam komersial.

Penyakit crd ini dari awal fase pemeliharaan  memang harus diawasi, atau kita rajin menditeksi apakah ayam ita ada tanda-tanda terkena penyakit ini.  apakah ada ayam di tempat kita berdiri ada yang mulai nyekrek, maka kita harus cepat memisahkan ayam tersebut, dan secara keseluruhan  kita memberi ayam kita 
Pengobatan dengan antibiotik selama 5 hari.Selain itu kadar asam amoniak harus kita tekan juga, dan bila perlu kita melakukan penyemprotan antiseptik untuk mengurangi kadar asam amoniak di dalam kandang ayam tsbt.

Yang menjadi perhatian utama kita adalah bila  crd ini akhirnya tidak kunjung sembuh. Kasus yang semula hanya CRD murni kemudian berkembang menjadi kompleks  Kasus CRD yang telah berkolaborasi dengan E. coli bisa memicu mortalitas hingga angka 10-15%, atau bahkan bisa mencapai 20%. Sementara untuk CRD murni, kematian yang ditimbulkan terbilang sangat rendah, sekitar 5% atau tidak ada. Di samping menjalin hubungan dekat dengan E. coli, CRD dalam beberapa kasus juga bisa meningkatkan kepekaan terhadap infeksi korisa, kolera, koksidiosis, Gumboro dan ND (lihat Grafik 3.), sehingga kerusakan jaringan dan organ tubuh ayam yang muncul akan lebih parah. Dan secara otomatis, angka produksi baik broiler maupun layer pun akan turun. Dari beberapa kejadian di lapangan juga dilaporkan bahwa serangan CRD secara langsung berdampak pada tidak maksimalnya pertumbuhan ayam. Pada ayam broiler, dalam waktu 30 hari keadaan normal, bobot badan ayam bisa mencapai 1,6-1,8 kg. Namun jika ayam terserang CRD, dalam kurun waktu yang sama, ayam hanya bisa mencapai bobot badan 1-1,2 kg.

Kami mencatat upaya pencegahan penting sekali mulai dilakukan dari star awal chek in doc, dengan upaya menditeksi kondisi kesehatan ayam,lalu udara di dalam kandang terkait baunya asam amoniak, lalu bagaimana kondisi sekamnya. Secara keseuruhan kita harus memperhatikan titik awal manajemen pemelihar
aan ayam mulai dari sanitasi kandang secara baik dan benar. Upaya mengobati penyakit ayam,uapaya pencegahan penyakit ayam, dan upaya lainya dimasa pemeliharaan ayam akan menjadi upaya yang sia-sia bila dari awal sanitasi kandang tidak dilakukan dengan benar.

Ayam Ngorok,nyekrek dan pencegahannya.

Ayam  nyekrek,ngorok menjadi penyakit ayam yang sering dialami di daerah peternakan ayam bogor. Pengalaman ini sering menghambat keberhasilan panen kami.Yang kami catat,penyakit ayam nyerkek,ngorok ini kadang kala menyebabkan kondisi ayam semakin parah,nafsu makan berkurang dan berat ayam menurun drastis. Saya kira penting sekali kita evaluasi masalah penyakit ini, penyebabnya apa, dan  penanganannya bagaimana.
 
Salah satu penyebab datangnya penyakit yang dikenal dengan istilah CRD  ini adalah  karena kadar amoniak yang terlalu tinggi dalam kandang sehingga menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan ayam. Asam amoniak ini selalu menjadi perhatian utama penyebab ayam jadi nyekrek.  Sehingga yang dapat kita lakukan adalah dengan menurunkan level bau amoniak dalam kandang dan selanjutnya memberikan antibiotik dan suplemen multivitamin  dan mineral untuk memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak.

Penyakit ngorok atau CRD yang bersifat kronis.
Disebut “kronis” karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan. Salah satu gejala khas dari penyakit ini adalah ngorok, sehingga peternak lebih umum
menyebutnya dengan penyakit ngorok.Penyebab utamanya adalah Mycoplasma. Sebenarnya serangan Mycoplasma ada 2 jenis. Pertama, Mycoplasma gallisepticum yang
menyerang sistem pernapasan atas dan menimbulkan kasus yang disebut ngorok. Jenis ini paling sering muncul di peternakan ayam komersial.

Penyakit crd ini dari awal fase pemeliharaan  memang harus diawasi, atau kita rajin menditeksi apakah ayam ita ada tanda-tanda terkena penyakit ini.  apakah ada ayam di tempat kita berdiri ada yang mulai nyekrek, maka kita harus cepat memisahkan ayam tersebut, dan secara keseluruhan  kita memberi ayam kita 
Pengobatan dengan antibiotik selama 5 hari.Selain itu kadar asam amoniak harus kita tekan juga, dan bila perlu kita melakukan penyemprotan antiseptik untuk mengurangi kadar asam amoniak di dalam kandang ayam tsbt.

Yang menjadi perhatian utama kita adalah bila  crd ini akhirnya tidak kunjung sembuh. Kasus yang semula hanya CRD murni kemudian berkembang menjadi kompleks  Kasus CRD yang telah berkolaborasi dengan E. coli bisa memicu mortalitas hingga angka 10-15%, atau bahkan bisa mencapai 20%. Sementara untuk CRD murni, kematian yang ditimbulkan terbilang sangat rendah, sekitar 5% atau tidak ada. Di samping menjalin hubungan dekat dengan E. coli, CRD dalam beberapa kasus juga bisa meningkatkan kepekaan terhadap infeksi korisa, kolera, koksidiosis, Gumboro dan ND (lihat Grafik 3.), sehingga kerusakan jaringan dan organ tubuh ayam yang muncul akan lebih parah. Dan secara otomatis, angka produksi baik broiler maupun layer pun akan turun. Dari beberapa kejadian di lapangan juga dilaporkan bahwa serangan CRD secara langsung berdampak pada tidak maksimalnya pertumbuhan ayam. Pada ayam broiler, dalam waktu 30 hari keadaan normal, bobot badan ayam bisa mencapai 1,6-1,8 kg. Namun jika ayam terserang CRD, dalam kurun waktu yang sama, ayam hanya bisa mencapai bobot badan 1-1,2 kg.

Kami mencatat upaya pencegahan penting sekali mulai dilakukan dari star awal chek in doc, dengan upaya menditeksi kondisi kesehatan ayam,lalu udara di dalam kandang terkait baunya asam amoniak, lalu bagaimana kondisi sekamnya. Secara keseuruhan kita harus memperhatikan titik awal manajemen pemelihar
aan ayam mulai dari sanitasi kandang secara baik dan benar. Upaya mengobati penyakit ayam,uapaya pencegahan penyakit ayam, dan upaya lainya dimasa pemeliharaan ayam akan menjadi upaya yang sia-sia bila dari awal sanitasi kandang tidak dilakukan dengan benar.

Thursday, June 2, 2016



Salah satu penyakit yang kerap menghinggapi peternakan  di daerah ciseeng bogor ini adalah Kolibasilosis. Penyakit ini sering dijumpai bahkan seolah-olah telah menjadi penyakit langganan yang sudah gak aneh lagi. Kejadian penyakit ini umumnya berkaitan langsung dengan pemilihan lokasi dan lingkungan peternakan terutama kebersihan. Salah satu yang kita  waspadai adalah dengan sumber air minum di lapangan, karena keberadaan bakteri Escherichia coli penyebab Kolibasilosis di air dan tanah merupakan flora normal. Mungkin juga berdasarkan pengamatan di lapangan, kebiasaan peternak menggunakan sumurdangkal sebagai sumber air minum untuk ternaknya merupakan penyebab utama Kolibasilosis.. Sebabnya, sumur dangkal tersebut rawan tercemari oleh kuman E. coli terutama yang letaknya dekat dengan septic tenk misalnya.  Upaya pencegahan bisa di mulai dari kebersihan lingkungan kandang.

1. Sanitasi dan desinfeksi kandang dan peralatannya.

Kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan desinfektan. Tempat minum dicu¬ci setiap 2 kali sehari. Kemudian rendam tempat minum yang telah dicuci dalam
desinfektan selama 30 menit, setiap 4 hari sekali. Majukan atau rnundurkan jadwal desinfeksi bila bertepatan dengan jadwal vaksinasi.

2. Mencegah tamu, hewan liar, dan hewan peliharaan lain masuk ke lingkungan kandang

3. Mencegah stres.

Usahakan menghindari stres pada ayam dengan cara tatalaksana pemeliharaan yang benar, populasi ayam jangan terlalu padat, ventilasi udara cukup, dan diusahakan
agar kadar amonia kurang di dalam kandang. Karena saat stres, semua bibit penyakit dapat dengan mudah masuk ke tubuh ayam. 

4. Sanitasi air minum. 

Sanitasi sumber air minum untuk ayam dari pencemaran logam berat dan kuman patogen dengan melarutkan desinfektan yang aman dikonsumsi ayam. Program sanitasi air
minum dilakukan 1-2 kali dalam 1 minggu asal tidak mendekati jadwal vaksinasi. Sanitasi air rninum bisa dilakukan dengan klorinasi dengan cara memasukkan 3-5 ppm  klorin ke dalam air minum. Lebih dari dosis tersebut, malah dapat menurunkan konsumsi ransum, konsumsi air minum dan produksi telur karena mengubah aras dan bau. Di peternakan, klori¬nasi dilakukan menggunakan kaporit karena kaporit mengandung zat aktif klorin. Jika meng¬gunakan kaporit murni, maka untuk memperoleh kadar yang aman dalam air minum dibutuhkan 6-10 gram kaporit tiap 1000 liter. Namun, biasanya kaporit yang tersedia di pasaran adalah konsentrasi 50% sehingga dosi pemakaian menjadi dua kali dari kaporit murni, yaitu 12-20 gram tiap 1000 liter air.Kaporit dapat mengubah rasa dan bau air sehingga dapat menurunkan konsumsi air dan ransum. Oleh sebab itu, air minum yang mengandung kaporit harus dibiarkan terlebih dahulu minimal selama 6 jam sebelum diberikan ke ayam.Kualitas air sangat menentukan kadar bakteri di dalamnya, untuk mengetahui apakah sumber air rninum bebas dari pencemaran logam berat atau kuman patogen dapat dilakukan pemeriksaan sampel air di laboratorium.Standar air minum yang sehat untuk ayam yaitu: - tidak berwarna- tidak berbau- jernih- tidak ada endapan pH = 6-9- kesadahan < 20 mg/liter- garam (NaCI) < 1000 ppm- total bahan terlarut < 3000 mg/liter- nitrat dan nitrit < 5 ppm- logam beracun < 0,5 ppm total- jumlah bakteri < 3000/ml- total jumlah coliform < 300/ml- E.coli dan Salmonella sp. = 0 (tidak ada)

5. Tatalaksana litter

Cegah litter menjadi sangat kering dan berdebu dengan tidak memasang litter terlalu tebal (ketebalan litter cukup 7-12 cm saja). Program penggantian litter secara
berkala, biasanya untuk ayam pedaging dilakukan 1 kali sampai masa panen. Litter yang basah jangan dibalik tapi ditambah yang baru.
6. Segera obati
Ayam yang terserang penyakit saluran pernapasan segera diobati. Pengobatan dilakukan sedini mungkin dengan pertimbangan populasi bakteri E. coli masih relatif
 sedikit dan mencegah penyebaran bakteri E. coli yang lebih banyak. Pengobatan belum tentu bisa menyembuhkan penyakit colibacillosis secara tuntas jika bakteri E. Coli sudah banyak bersarang di tubuh ayam (sudah parah). Kandang panggung bisa digunakan sebagai alternatif mencegah penyakit Kolibasilosis yang selalu muncul.Pengobatan penyakit Kolibasilosis menggunakan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri E. coli. Untuk menghindari resistensi obat, jika pernah menggunakan satu jenis obat tertentu selama 3 periode pemeliharaan, sebaiknya periode pemeliharaan berikutnya meng¬gunakan antibiotik dari golongan yang berbeda.Pada dasarnya, penyakit Kolibasilosis lebih dipengaruhi oleh lingkungan karena sebenarnya kejadian penyakit ini dapat ditekan asalkan peternak selalu menerapkan  tatalaksana pemeliharaan yang baik..



6. Segera obati

Ayam yang terserang penyakit saluran pernapasan segera diobati. Pengobatan dilakukan sedini mungkin dengan pertimbangan populasi bakteri E. coli masih relatif
 sedikit dan mencegah penyebaran bakteri E. coli yang lebih banyak. Pengobatan belum tentu bisa menyembuhkan penyakit colibacillosis secara tuntas jika bakteri E. Coli sudah banyak bersarang di tubuh ayam (sudah parah). Kandang panggung bisa digunakan sebagai alternatif mencegah penyakit Kolibasilosis yang selalu muncul.Pengobatan penyakit Kolibasilosis menggunakan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri E. coli. Untuk menghindari resistensi obat, jika pernah menggunakan satu jenis obat tertentu selama 3 periode pemeliharaan, sebaiknya periode pemeliharaan berikutnya meng¬gunakan antibiotik dari golongan yang berbeda.Pada dasarnya, penyakit Kolibasilosis lebih dipengaruhi oleh lingkungan karena sebenarnya kejadian penyakit ini dapat ditekan asalkan peternak selalu menerapkan  tatalaksana pemeliharaan yang baik.

Kolibasilosis dan upaya pencegahaannya



Salah satu penyakit yang kerap menghinggapi peternakan  di daerah ciseeng bogor ini adalah Kolibasilosis. Penyakit ini sering dijumpai bahkan seolah-olah telah menjadi penyakit langganan yang sudah gak aneh lagi. Kejadian penyakit ini umumnya berkaitan langsung dengan pemilihan lokasi dan lingkungan peternakan terutama kebersihan. Salah satu yang kita  waspadai adalah dengan sumber air minum di lapangan, karena keberadaan bakteri Escherichia coli penyebab Kolibasilosis di air dan tanah merupakan flora normal. Mungkin juga berdasarkan pengamatan di lapangan, kebiasaan peternak menggunakan sumurdangkal sebagai sumber air minum untuk ternaknya merupakan penyebab utama Kolibasilosis.. Sebabnya, sumur dangkal tersebut rawan tercemari oleh kuman E. coli terutama yang letaknya dekat dengan septic tenk misalnya.  Upaya pencegahan bisa di mulai dari kebersihan lingkungan kandang.

1. Sanitasi dan desinfeksi kandang dan peralatannya.

Kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot dengan desinfektan. Tempat minum dicu¬ci setiap 2 kali sehari. Kemudian rendam tempat minum yang telah dicuci dalam
desinfektan selama 30 menit, setiap 4 hari sekali. Majukan atau rnundurkan jadwal desinfeksi bila bertepatan dengan jadwal vaksinasi.

2. Mencegah tamu, hewan liar, dan hewan peliharaan lain masuk ke lingkungan kandang

3. Mencegah stres.

Usahakan menghindari stres pada ayam dengan cara tatalaksana pemeliharaan yang benar, populasi ayam jangan terlalu padat, ventilasi udara cukup, dan diusahakan
agar kadar amonia kurang di dalam kandang. Karena saat stres, semua bibit penyakit dapat dengan mudah masuk ke tubuh ayam. 

4. Sanitasi air minum. 

Sanitasi sumber air minum untuk ayam dari pencemaran logam berat dan kuman patogen dengan melarutkan desinfektan yang aman dikonsumsi ayam. Program sanitasi air
minum dilakukan 1-2 kali dalam 1 minggu asal tidak mendekati jadwal vaksinasi. Sanitasi air rninum bisa dilakukan dengan klorinasi dengan cara memasukkan 3-5 ppm  klorin ke dalam air minum. Lebih dari dosis tersebut, malah dapat menurunkan konsumsi ransum, konsumsi air minum dan produksi telur karena mengubah aras dan bau. Di peternakan, klori¬nasi dilakukan menggunakan kaporit karena kaporit mengandung zat aktif klorin. Jika meng¬gunakan kaporit murni, maka untuk memperoleh kadar yang aman dalam air minum dibutuhkan 6-10 gram kaporit tiap 1000 liter. Namun, biasanya kaporit yang tersedia di pasaran adalah konsentrasi 50% sehingga dosi pemakaian menjadi dua kali dari kaporit murni, yaitu 12-20 gram tiap 1000 liter air.Kaporit dapat mengubah rasa dan bau air sehingga dapat menurunkan konsumsi air dan ransum. Oleh sebab itu, air minum yang mengandung kaporit harus dibiarkan terlebih dahulu minimal selama 6 jam sebelum diberikan ke ayam.Kualitas air sangat menentukan kadar bakteri di dalamnya, untuk mengetahui apakah sumber air rninum bebas dari pencemaran logam berat atau kuman patogen dapat dilakukan pemeriksaan sampel air di laboratorium.Standar air minum yang sehat untuk ayam yaitu: - tidak berwarna- tidak berbau- jernih- tidak ada endapan pH = 6-9- kesadahan < 20 mg/liter- garam (NaCI) < 1000 ppm- total bahan terlarut < 3000 mg/liter- nitrat dan nitrit < 5 ppm- logam beracun < 0,5 ppm total- jumlah bakteri < 3000/ml- total jumlah coliform < 300/ml- E.coli dan Salmonella sp. = 0 (tidak ada)

5. Tatalaksana litter

Cegah litter menjadi sangat kering dan berdebu dengan tidak memasang litter terlalu tebal (ketebalan litter cukup 7-12 cm saja). Program penggantian litter secara
berkala, biasanya untuk ayam pedaging dilakukan 1 kali sampai masa panen. Litter yang basah jangan dibalik tapi ditambah yang baru.
6. Segera obati
Ayam yang terserang penyakit saluran pernapasan segera diobati. Pengobatan dilakukan sedini mungkin dengan pertimbangan populasi bakteri E. coli masih relatif
 sedikit dan mencegah penyebaran bakteri E. coli yang lebih banyak. Pengobatan belum tentu bisa menyembuhkan penyakit colibacillosis secara tuntas jika bakteri E. Coli sudah banyak bersarang di tubuh ayam (sudah parah). Kandang panggung bisa digunakan sebagai alternatif mencegah penyakit Kolibasilosis yang selalu muncul.Pengobatan penyakit Kolibasilosis menggunakan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri E. coli. Untuk menghindari resistensi obat, jika pernah menggunakan satu jenis obat tertentu selama 3 periode pemeliharaan, sebaiknya periode pemeliharaan berikutnya meng¬gunakan antibiotik dari golongan yang berbeda.Pada dasarnya, penyakit Kolibasilosis lebih dipengaruhi oleh lingkungan karena sebenarnya kejadian penyakit ini dapat ditekan asalkan peternak selalu menerapkan  tatalaksana pemeliharaan yang baik..



6. Segera obati

Ayam yang terserang penyakit saluran pernapasan segera diobati. Pengobatan dilakukan sedini mungkin dengan pertimbangan populasi bakteri E. coli masih relatif
 sedikit dan mencegah penyebaran bakteri E. coli yang lebih banyak. Pengobatan belum tentu bisa menyembuhkan penyakit colibacillosis secara tuntas jika bakteri E. Coli sudah banyak bersarang di tubuh ayam (sudah parah). Kandang panggung bisa digunakan sebagai alternatif mencegah penyakit Kolibasilosis yang selalu muncul.Pengobatan penyakit Kolibasilosis menggunakan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri E. coli. Untuk menghindari resistensi obat, jika pernah menggunakan satu jenis obat tertentu selama 3 periode pemeliharaan, sebaiknya periode pemeliharaan berikutnya meng¬gunakan antibiotik dari golongan yang berbeda.Pada dasarnya, penyakit Kolibasilosis lebih dipengaruhi oleh lingkungan karena sebenarnya kejadian penyakit ini dapat ditekan asalkan peternak selalu menerapkan  tatalaksana pemeliharaan yang baik.

Wednesday, June 1, 2016



Sanitasi kandang


Ternak Ayam Broiler di tempat kami Bogor  sudah merupakan mata pencaharian   yang banyak dijumpai selain  ternak  lele dan  lain2nya.  Ayam  Broiler ini dikenal sebagai ternak  unggas yang mempunyai potensi genetik tinggi, mampu tumbuh dengan cepat dalam waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Di tempat kami sih rata2 masa peride pemeliharaan sampe panen  rata2   30 s/d 35 hari Hitungan  masa  sanitasi  kandang rata2  2minggu an,  bisa jadi lebih. Sanitasi kandang inilah awal  langkah pertama dan penting sekali untuk  memaksimalkan  hasil panen nanti.
Ada beberapa istilah yang mungkin harus kita pahami terlebih dahulu,mulai 


dari fungsi dari sanitasi kandang, Bahan kimia yang digunakan. Mungkin sebagai peternak kita sudah terbiasa mendengarnya seperti desinfestan atau antiseptik. 

Sanitasi Kandang, Peralatan, dan Lingkungannya adalah hal pertama kali yang harus dilakukan peternak sebelum  cek  in doc . Bila  Sanitasi dirasa sudah semaksimal mungkin baru  kita siap  menjalani manajemen pemeliharaan ayam.   Resiko terjadinya penyakit pada ternak dan juga manusia dipengaruhi oleh interaksi antara 3 komponen,  yaitu ternak,  lingkungan dan  mikroorganisme.  Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi pada semua titik dalam suatu proses produksi.  Oleh karena itu, sanitasi harus diterapkan pada semua proses produksi ternak termasuk pada peternakan unggas pedaging.
Pertama  sanitasi kandang diharapkan  dapat  mencecegah  penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebebut,Prinsip sanitasi yaitu bersih secara fisik, bersih secara kimiawi (tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan) dan bersih secara mikrobiologis. Penerapan dari prinsip-prinsip sanitasi tersebut untuk memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan baik pada manusia maupun ternak
Tujuan lain dari  sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya pada awal persiapan pemeliharaan adalah  menciptakan lingkungan yang nyaman dihuni ternak  unggas  pedaging, bebas kotoran dan bibit penyakit. Karakterisitik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah menyukai tempat-tempat yang kotor. Pada pemeliharaan ternak unggas pedaging, kandang dibersihkan secara menyeluruh setiap satu periode pemeliharaan setelah selesai digunakan. Sedangkan peralatan kandang seperti tempat pakan dan  tempat minum biasa dibersihkan setiap hari. Baik pada saat membersihkan peralatan maupun kandang,biasa digunakan bahan sanitasi yang penggunaannya sesuai dosis aman pemakaian dan biasanya disesuaikan dengan jenis penyakit yang pernah berjangkit di wilayah lokasi kandang.Oleh karena itu, sanitasi kandang dan peralatan perlu dilakukan secara rutin supaya bibit penyakit tidak mempunyai kesempatan berkembang dan menyerang kekebalan tubuh ternak unggas pedaging. Hal ini penting mengingat hanya ternak yang sehat yang dapat memberikan produksi optimal, yang pada akhirnya memberikan keuntungan sebagai tujuan usaha peternakan unggas pedaging

Antara  Desinfestan  dan  Antiseptik
Desinfestasi  merupakan suatu proses pemusnahamaan  untuk membunuh parasit terutama parasit-parasit di luar tubuh ternak (ektoparasit). Bahan kimia yang digunakan untuk desinfestasi disebut desinfestan. Desinfestan yang dapat digunakan adalah : formalin, insektisida. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencampur desinfestan dengan air (perbandingan sesuai dengan label), disemprotkan pada kandang, tempat pakan dan tempat minum (yang masih tersisa terlebih dahulu dibuang), baru kemudian disemprot.
 Desinfeksi merupakan proses pemusnahhamaan untuk membebaskan segala bentuk jasad renik dengan cara membunuh kuman (bakterisida) untuk menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatis) dengan suatu bahan kimia.  Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi disebut desinfektan. Desinfektan merupakan bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian. Desinfektan yang dapat digunakan untuk desinfeksi antara lain : kreolin, lisol, deterjen, antiseptik. 

Desinfektan  dapat diartikan sebagai bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, dapat juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan. Disenfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik
.
Antiseptik  didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Disinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik  dan  desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik.  Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras.  Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman.  Tetapi pada kenyataannya tidak  semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.  

Diatas  sudah  diterangkan  mengenai  bahan kimia  sanitasi untuk semprot kandang , dan  kita  dapat mengambil  kesimpulannya  bahwa  proses  sanitasi  harus benar-benar dipahami dan dijalankan dengan benar. Tentunya kita dapat melanjutkan proses manajemen pemeliharaan ayam dengan  lebih  tenang. (sumber Dokter unggas)

Sanitasi kandang, desinfektan dan Antiseptic



Sanitasi kandang


Ternak Ayam Broiler di tempat kami Bogor  sudah merupakan mata pencaharian   yang banyak dijumpai selain  ternak  lele dan  lain2nya.  Ayam  Broiler ini dikenal sebagai ternak  unggas yang mempunyai potensi genetik tinggi, mampu tumbuh dengan cepat dalam waktu pemeliharaan yang relatif singkat. Di tempat kami sih rata2 masa peride pemeliharaan sampe panen  rata2   30 s/d 35 hari Hitungan  masa  sanitasi  kandang rata2  2minggu an,  bisa jadi lebih. Sanitasi kandang inilah awal  langkah pertama dan penting sekali untuk  memaksimalkan  hasil panen nanti.
Ada beberapa istilah yang mungkin harus kita pahami terlebih dahulu,mulai 


dari fungsi dari sanitasi kandang, Bahan kimia yang digunakan. Mungkin sebagai peternak kita sudah terbiasa mendengarnya seperti desinfestan atau antiseptik. 

Sanitasi Kandang, Peralatan, dan Lingkungannya adalah hal pertama kali yang harus dilakukan peternak sebelum  cek  in doc . Bila  Sanitasi dirasa sudah semaksimal mungkin baru  kita siap  menjalani manajemen pemeliharaan ayam.   Resiko terjadinya penyakit pada ternak dan juga manusia dipengaruhi oleh interaksi antara 3 komponen,  yaitu ternak,  lingkungan dan  mikroorganisme.  Kontaminasi mikroorganisme dapat terjadi pada semua titik dalam suatu proses produksi.  Oleh karena itu, sanitasi harus diterapkan pada semua proses produksi ternak termasuk pada peternakan unggas pedaging.
Pertama  sanitasi kandang diharapkan  dapat  mencecegah  penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebebut,Prinsip sanitasi yaitu bersih secara fisik, bersih secara kimiawi (tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan) dan bersih secara mikrobiologis. Penerapan dari prinsip-prinsip sanitasi tersebut untuk memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan baik pada manusia maupun ternak
Tujuan lain dari  sanitasi kandang, peralatan, dan lingkungannya pada awal persiapan pemeliharaan adalah  menciptakan lingkungan yang nyaman dihuni ternak  unggas  pedaging, bebas kotoran dan bibit penyakit. Karakterisitik yang paling menonjol dari bibit penyakit adalah menyukai tempat-tempat yang kotor. Pada pemeliharaan ternak unggas pedaging, kandang dibersihkan secara menyeluruh setiap satu periode pemeliharaan setelah selesai digunakan. Sedangkan peralatan kandang seperti tempat pakan dan  tempat minum biasa dibersihkan setiap hari. Baik pada saat membersihkan peralatan maupun kandang,biasa digunakan bahan sanitasi yang penggunaannya sesuai dosis aman pemakaian dan biasanya disesuaikan dengan jenis penyakit yang pernah berjangkit di wilayah lokasi kandang.Oleh karena itu, sanitasi kandang dan peralatan perlu dilakukan secara rutin supaya bibit penyakit tidak mempunyai kesempatan berkembang dan menyerang kekebalan tubuh ternak unggas pedaging. Hal ini penting mengingat hanya ternak yang sehat yang dapat memberikan produksi optimal, yang pada akhirnya memberikan keuntungan sebagai tujuan usaha peternakan unggas pedaging

Antara  Desinfestan  dan  Antiseptik
Desinfestasi  merupakan suatu proses pemusnahamaan  untuk membunuh parasit terutama parasit-parasit di luar tubuh ternak (ektoparasit). Bahan kimia yang digunakan untuk desinfestasi disebut desinfestan. Desinfestan yang dapat digunakan adalah : formalin, insektisida. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencampur desinfestan dengan air (perbandingan sesuai dengan label), disemprotkan pada kandang, tempat pakan dan tempat minum (yang masih tersisa terlebih dahulu dibuang), baru kemudian disemprot.
 Desinfeksi merupakan proses pemusnahhamaan untuk membebaskan segala bentuk jasad renik dengan cara membunuh kuman (bakterisida) untuk menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatis) dengan suatu bahan kimia.  Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi disebut desinfektan. Desinfektan merupakan bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian. Desinfektan yang dapat digunakan untuk desinfeksi antara lain : kreolin, lisol, deterjen, antiseptik. 

Desinfektan  dapat diartikan sebagai bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, dapat juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan. Disenfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik
.
Antiseptik  didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Disinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik  dan  desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik.  Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras.  Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman.  Tetapi pada kenyataannya tidak  semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.  

Diatas  sudah  diterangkan  mengenai  bahan kimia  sanitasi untuk semprot kandang , dan  kita  dapat mengambil  kesimpulannya  bahwa  proses  sanitasi  harus benar-benar dipahami dan dijalankan dengan benar. Tentunya kita dapat melanjutkan proses manajemen pemeliharaan ayam dengan  lebih  tenang. (sumber Dokter unggas)